Ini cerita
pengalaman gue di OSIS. ya, Organisasi Siswa Intra Sekolah yang sering
disingkat OSIS ini adalah sebuah wadah dimana kita bisa berinteraksi dengan
sesama anggotanya, saling bertukar pikiran untuk mencapai kesepakatan bersama.
ya, pada hakikatnya memang seperti itu, namun tahukah anda banyak sisi buruk
yang ditimbulkan dengan adanya organisasi ini. salah satunya yaitu terkadang
memilih ketua osis yang tidak tepat akan menimbulkan hal buruk, baik bagi
anggotanya maupun sekolah. baik dan buruk, berjalan atau tidak berjalannya osis
ini ditentukan oleh ketua osis dan semua anggotanya. Maka dari itu
diperlukan kekompakkan, kekeluargaan dan rasa solidaritas yang tinggi.
Osis yang sering di
kaitkan dengan hal yang positif, baik, solideritas yang tinggi, kebersamaan,
kekompakkan, dan masih banyak hal yang lainnya yang serba positif. ternyata,
kenyataannya sama sekali tidak seperti itu.
***
gue J A N A H termasuk
dalam keanggotaan O S I S di SMK swasta pinggiran kota BOGOR periode
2014-2015. Ya, bisa dibilang gue baru pertama kali merasakan yang namanya
berorganisasi. dulu, waktu gue SMP, gue juga pernah sih merasakan sedikit yang
namanya berorganisasi, namun berbeda dengan yang gue rasain sekarang.
apa bedanya ???? pasti kalian heran dengan pertanyaan itu. ya, apa bedanya dulu dan sekarang ???.
#Dulu ...
di SMP gue dulu, di karenakan muridnya terlalu banyak dan antusiasme murid-murid dalam melaksanakan kegiatan yang namanya LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa), itu loh kegiatan yang melatih mental pelajar untuk bisa menjadi pemimpin yang baik, jujur, dan menjadi panutan. ya, dengan demikian di bentuklah keanggotaan osis yang jumlahnya lumayan banyak, kurang lebih 30 sampai 40 orang.
dengan banyaknya
murid yang masuk keanggotaan osis tersebut (termasuk gue), banyak dari mereka
yang tidak bekerja (tidak membantu kakak kelasnya yang sedang sibuk dengan
kerjaannya). hal ini yang membuat gue merasa tidak dibutuhkan lagi dalam
organisasi ini.
postur tubuh gue yang
mungil, membuat gue merasa minder dengan berpikiran gue merasa gak pantes ada
dalam organisasi ini. toh gue juga gak di anggap, toh gue cuma di manfaatin
doang sama mereka. toh gue cuma di jadiin babu doang. toh tenaga gue juga gak
di bayar. toh gak bikin gue pinter kok, cuma bikin gue bodoh karena gue terlalu
sibuk di manfaatin sampai gue gak sempat belajar. pokoknya osis di smp
gue tuh gak jelas banget. maka dari itu gue putuskan gue udah gak mau ikutan
yang namanya organisasi di sekolah.
#Sekarang ...
Sekarang gue sekolah di SMK, gue masuk jurusan teknik komputer jaringan (TKJ). awalnya gue mau masuk jurusan pemasaran (PM), namun karena ada jurusan baru di sekolah itu, alhasil gue masuk dan di terima sebagai siswi tkj angkatan pertama di sekolah itu walaupun muridnya lebih sedikit sekitar 24 orang saja satu kelas, di banding dengan murid pemasaran yang mencapai 30-40 orang per kelas. ya, memang gue udah satu tingkat lebih tinggi di atas SMP. ya, gue emang baru kelas satu.
beberapa bulan
yang lalu sekolah mengadakan yang namanya pemilihan ketua osis. nah, masing-masing
kelas di rekrut 2 calon ketua dan wakil ketua osis. alhasil ada sekitar 8 calon
ketua dan wakil ketua osis yang mencalonkan diri menjadi ketua dan wakil ketua
osis. setelah pemilihan ketua osis selesai, masing-masing dari calon yang
gagal menjadi ketua dan wakil ketua osis tersebut segera merekrut anggotanya
sebanyak 3 murid dari masing-masing kelas. Jelas, pemilihan ketua dan anggota
osis dengan cara seperti itu jauh berbeda dengan cara yang dilakukan di smp gue
dulu. Nah, di kelas gue yang terpilih jadi anggota adalah gue, fhira, dan arya.
sebenarnya gue gak mau, cuma karena ini adalah perintah dan gue udah
dikasih kepercayaan oleh pembina dan ketua osis, jadinya gue anggap itu adalah
sebuah amanah yang gak mungkin gue sia-siain.
awalnya osis di
SMK gue saat ini berjalan dengan sangat mulus. kekompakkan, kekeluargaan, dan
solidaritasnya masih tinggi. kita lalui waktu bersama, susah maupun senang kita
jalani bersama. sampai pada suatu hari anggotanya banyak yang keluar dengan
berbagai macam alasan. diantaranya, tidak di izinkan oleh orangtua dan banyak
lagi alasan yang lain. anggota yang keluar tersebut banyak di dominasi dari
anak kelas 10 pemasaran (PM). alhamdulillah kalau dari anak TKJ belum ada yang
menyerah dan keluar dari keanggotaan osis ini.
hampir di
setiap rapat rutin yang diadakan ketua setiap hari senin dua minggu sekali dan
rapat mendadak kegiatan osis, anak kelas 10 PM hampir sama sekali tidak pernah masuk,
termasuk wakil ketua osis yang berasal dari kelas pemasaran. Hal ini yang
membuat kekompakkan, kekeluargaan, dan rasa solideritas sesama anggotanya semakin
berkurang.
***
Sebut saja namanya uus, ketua osis baru periode 2014-2015. Kak uus ini
adalah murid kelas 11 jurusan pemasaran. Ia pernah sekali bercerita seputar
masa lalunya yang kelam pada saat rapat osis yang membuat gue terharu dan
akhirnya meneteskan air mata.
Dulu ia adalah anak yang badung, anak yang kebangetan bandelnya. Susah di
bilangin, susah di kasih tahu, dan selalu ngelawan sama guru yang
menasihatinya.
Namun ……………..
Semua berubah ketika dia sudah
menginjak usia dewasa. Semenjak ia menyaksikan ibunya yang terbaring sakit
karena ulahnya, ia berubah 180 derajat. Dari yang tadinya ia bandel, susah
dibilangin, susah di kasih tahu, dan selalu ngelawan sama guru, sekarang ia
menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sekarang ia menjadi penurut dan menjadi
panutan bagi teman-temannya yang lain. Berkat keahliannya berbicara layaknya
orang dewasa, sekarang ia terpilih menjadi ketua osis periode 2014-2015. Kak uus
ini memang pandai sekali berbicara, kalau ia sudah berbicara tidak ada
seorangpun yang mampu memotong pembicaraannya (nyerocos aja gitu kayak mercon).
Dari profil di atas yang gue
paparkan sedikit mengenani kepribadian ketua osis baru di SMK gue. dapat di
simpulkan bahwa, ketua osis ini masih menyimpan sedikit kebadungan di dalam
dirinya. Ini di buktikan dengan adanya ketidak kompakan sesama anggotanya.
Memang, banyak anggota yang keluar dari osis tahun ini. Ini di karenakan
ketua osisnya kurang tegas dan cermat dalam memilih anggota. Seharusnya memang
butuh kesadaran diri setiap anggotanya, namun ketua osis juga seharusnya tidak
tinggal diam. Ia harus cermat dalam menghadapi masalah ini.
***
Masalah yang gue alami baru-baru ini adalah, gue udah gak betah berada
dalam keanggotaan osis ini. Mengapa demikian
??? . sebenarnya masalah gue sepele, gue Cuma gak mau capek, itu intinya.
Gue ngerasa udah gak ada kekompakan dan rasa solidaritas lagi disini. Gue
ngerasa gue gak pernah di anggap sebagai anggota. Gue dianggap kalau gue lagi
di butuhin doang. Nah loh, sakit gak kalau misalkan kayak gitu ???. gue anggota
osis disini, gue bukan Cuma mau numpang nama atau mau numpang tenar doang di
osis. Gue rela capek, gue bela-belain gak libur Cuma buat kelangsungan hidup
osis. Tapi apa balasannya ? yang gue dapet Cuma rasa capek, pegel, dan sakit
hati karena gak pernah di anggap. Lebih menyebalkan lagi kalau pas hari libur
di suruh rapat. Apalagi kalau ketua osisnya yang mimpin rapat, ngomong panjang
lebar tapi intinya gak ngerti apa.
Note : oke, buat seluruh murid di Indonesia,
jangan tiru yang saya lakukan. Saya Cuma mencurahkan isi hati saya dan
pengalaman saya di osis. Bukan maksud saya menjelek-jelekkan nama osis, tapi
ini adalah sebagian dari unek-unek saya yang ingin saya sampaikan. Maaf apabila
ada kesalahan nama tokoh dan slah kata yang tertulis.
Buat anggota osis di seluruh Indonesia,
jaga terus rasa solidaritas kalian. Karena maju atau tidaknya sekolah
ditentukan dari osisnya.
0 komentar:
Posting Komentar