"Bagai bintang dilangit Begitu cinta kita Tak kan pernah binasa Meski terhapus masa" begitulah kira-kira kata-kata yang sering diucapkan kak Alan padaku. dia pandai sekali merangkai kata-kata indah untukku. dia adalah kekasihku, kekasih yang sangat aku sayangi melebihi apapun. dia baik dan juga mengerti aku. dia bisa menghargai aku dan bisa membuatku selalu tersenyum sepanjang waktu. aku gak tahu apa yang aku rasakan kalau saja dia tidak hadir di hidupku. aku tidak ingin kehilangannya apalagi dia harus pergi dengan cewek lain.
Uh rasa cinta nurani pun takkan berdusta
(oh jangan pergi tinggalkanku)" (Jangan Pergi-Thalia Cotto).
**
Hari sudah menjelang sore, biasanya aku sudah pulang sekolah, namun karena ada tugas yang diberikan guru bahasa indonesia, aku tidak segera pulang. tugas yang diberikan tidak begitu sulit, hanya suruh membuat suatu kelompok dan berdiskusi suruh membuat suatu karangan fiksi. Alan dan Amelia satu kelompok denganku. Amelia adalah sahabatku. kami mulai bersahabat sejak kami kelas 1 SMP. sedangkan Alan, ia adalah teman sekelasku, aku baru mengenalnya sekitar sebulan yang lalu. baru kali ini aku sekelompok dengannya. biasanya aku satu kelompok dengan Adi dan Amelia.
Sore itu, kami mulai meluncur ke rumah Amelia untuk segera mengerjakan tugas. rumah Amel tidak terlalu jauh dari sekolah, letak rumahnya hanya sekitar 700 meter dari sekolah. Aku berboncengan dengan Amel naik sepeda motor milik amel dan Alan mengikuti kami dari belakang mengendarai sepeda motor miliknya. beberapa menit kemudian kami sampai di rumah amel. setibanya disana kami langsung disambut hangat oleh orangtuanya amel. Rumah amel cukup besar, ia punya dua mobil mewah terpajang di depan rumahnya. saat aku mulai masuk ke rumahnya, aku serasa ada di dalam istana. rumah mewah dengan pernak-pernik rumah yang isinya barang mewah, aku jadi canggung berada disini. "Ayo masuk, kita ngerjainnya di kamarku saja." Seru amel sambil melangkah ke arah kamarnya yang terletak tepat disamping tangga. kami hanya mengikutinya dari belakang. saat aku masuk ke kamarnya, subhanallah kamarnya besar sekali lima kali lipat dari kamarku.
walau aku sudah bersahabat dengannya lebih dari 2 tahun, baru kali ini aku main ke rumahnya amel. biasanya dia menolak kalau aku meminta main ke rumahnya. ternyata rumahnya mewah dan sejuk, pantas saja dia tidak pernah membawa temannya ke rumah karena dia gak mau kalau teman-temannya tahu kalau dia punya rumah sebagus, seindah dan sebesar ini.
***
Aku habiskan waktu di rumah Amel. Aku hanya bercanda ria dengan Amel, sedangkan Alan sibuk membaca semua Cerpen yang tadi kami beli untuk bahan tugas. kami lewati waktu dengan penuh canda dan tawa. tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 19.05, aku berpamitan pulang pada Amel dan orangtuanya, karena hari sudah mulai gelap. begitu juga dengan Alan, ia berbincang sebentar dengan ayahnya amel. kelihatannya ayah amel menyukainya.
"udah malam nih key, kamu mau aku anterin atau mau bareng sama Alan aja ?" ujar Amel dengan wajah penuh cemas. belum sempat aku balas, Alan langsung berkata "keyla biar aku antar pulang aja, aku takut merepotkan kamu."
"ooohh, ya udah hati-hati ya." Amel memberikan senyum manisnya mengantarkan aku dan Alan ke depan rumahnya. "Aku pulang dulu ya mel, makasih." aku naiki motornya Alan dan kamipun berpamitan sambil melambaikan tangan dan memberikan senyuman pada Amel.
"rumah kamu dimana key ?" tanya alan padaku sambil terus melaju dengan kencang.
"udah jalan aja jangan banyak tanya." jawabku dengan muka jutek. Alan terus aja jalan melewati jalur yang tidak biasa aku lewati saat pulang sekolah. aku mulai takut dan tiba-tiba Alan menghentikan laju motornya di tepi danau yang tidak jauh dari rumahku. "loh, kok aku dibawa kesini sih ? kamu jangan macem-macem ya sama aku." aku teriak sambil terus menjauh dari alan.
"loh, kan kamu sendiri yang bilang kalau aku jangan banyak tanya. kan aku gak tahu rumah kamu, jadi aku bawa kamu kesini aja." Alan tersenyum dengan mata tertutup. kalau di lihat-lihat dia memang tampan dan senyumnya terlihat manis.
"iiihhh, awas ya kamu kalau macam-macam, aku bakalan teriak sekencang-kencangnya supaya kamu dipukulin warga." ujarku sambil terus menjauhi dia dan aku mulai kesal. dia memegang tanganku dan berkata "udah, kamu nikmatin aja suasana danau ini. sejuk kan ? lihat disana ada bintang yang setia menemani bulan." wajahnya terlihat santai. "iiihhh apaan sih, udah antar aku pulang, cepat !" aku mulai takut dan mulai marah. dia pegang erat tanganku, dan tiba-tiba dia memelukku seraya berkata "keyla, sebenarnya sejak pertama kali aku ketemu kamu aku udah suka sama kamu dan aku mulai merasakan getaran-getaran cinta yang tumbuh dihati aku. kamu mau gak jadi pacar aku ?" . aku diam sejenak dan segera melepaskan pelukannya dan berkata padanya "mmmm, aku gak tahu, aku rasa ini terlalu cepat dan aku tidak begitu mengenal kamu. aku rasa aku belum siap menerima kamu. antar aku pulang sekarang atau aku pulang sendiri".
"hahhhahahha, kamu itu lucu ya, aku kan cuma bercanda, kamu serius banget sih jawabnya. jangan-jangan ada sesuatu nih." ucapnya sambil tertawa lepas. sambil tersenyum dan mata berkaca-kaca aku melepaskan semua amarahku padanya "kamu jahat al, kamu pikir ini lucu hah ? aku udah merasakan butiran-butiran cinta masuk kedalam hatiku,aku hanya butuh waktu untuk lebih mengenal dan mengerti kamu, mana mungkin bisa kamu bilang ini bercanda ? aku kecewa sama kamu." lalu aku berlari kencang dengan air mata yang terus menetes meninggalkan alan sendirian. alan mencoba mengejarku dan berusaha minta maaf, namun aku tak menghiraukannya dan terus berlari sampai ke rumahku.
keesokan harinya aku mulai hari seperti biasanya. Alan mencoba meminta maaf padaku dengan berbagai cara. aku sudah terlanjur kecewa padanya dan aku rasa gak ada kata maaf untuknya. aku yang mulai gak enak badan sedang duduk di kelas sambil menyandarkan kepalaku di meja dan amel menghampiriku . "hai key, kamu ngapain disini ? kita ke kantin yuk" ajak amel padaku. aku hanya diam saja dan amel mulai khawatir karena wajahku mulai pucat. "key, ayo donk cerita sama aku, kamu kenapa muka kamu pucat gitu ?" lanjut amel sambil memegang dahiku. terlihat dari balik jendela, alan memandangku yang tengah lesu. tiba-tiba ia masuk dan berkata "dia gak apa-apa kok mel, dia cuma kurang istirahat aja. sini biar aku bawa dia ke UKS." alan menggendongku ke uks, sepertinya dia sangat merasa bersalah sekali padaku. aku istirahat sejenak di uks, lalu dengan suara lembutnya alan menyanyikan sebuah lagu untukku.
"Jangan pergi bersamaku di sini
keesokan harinya aku mulai hari seperti biasanya. Alan mencoba meminta maaf padaku dengan berbagai cara. aku sudah terlanjur kecewa padanya dan aku rasa gak ada kata maaf untuknya. aku yang mulai gak enak badan sedang duduk di kelas sambil menyandarkan kepalaku di meja dan amel menghampiriku . "hai key, kamu ngapain disini ? kita ke kantin yuk" ajak amel padaku. aku hanya diam saja dan amel mulai khawatir karena wajahku mulai pucat. "key, ayo donk cerita sama aku, kamu kenapa muka kamu pucat gitu ?" lanjut amel sambil memegang dahiku. terlihat dari balik jendela, alan memandangku yang tengah lesu. tiba-tiba ia masuk dan berkata "dia gak apa-apa kok mel, dia cuma kurang istirahat aja. sini biar aku bawa dia ke UKS." alan menggendongku ke uks, sepertinya dia sangat merasa bersalah sekali padaku. aku istirahat sejenak di uks, lalu dengan suara lembutnya alan menyanyikan sebuah lagu untukku.
Menemani hari sepiku
Takkan lagi buka lembaran lalu
Kan mengusik luka lama
"Jangan pergi dariku, tinggalkanku
Bawa daku kemana kau pergi
Jangan lari dariku, jangan tepis rinduku
Ku tak bisa berpaling darimu, semuanya telah untukmu
Maafkanlah kalau aku yang salah
Dan tak pernah mengerti
Takkan lagi buka lembaran lalu
Kan mengusik luka lama
Jangan pergi dariku, tinggalkanku
Bawa daku kemana kau pergi
Jangan lari dariku, jangan tepis rinduku
Ku tak bisa berpaling darimu, semuanya telah untukmu
Uh rasa cinta nurani pun takkan berdusta
Oh rasa asmara tanpa kenal perbedaan oooh
Jangan pergi dariku, jangan tinggalkan aku
Bawa daku kemana kau pergi
Jangan lari dariku, jangan tepis rinduku
Ku tak bisa berpaling darimu, semuanya telah untukmu
(oh jangan pergi tinggalkanku)" (Jangan Pergi-Thalia Cotto).
***
"key, kamu masih marah ya sama aku ? maafin aku ya. aku gak bermaksud begitu kok. aku beneran serius ngomong kayak gitu sama kamu, karena jawaban kamu yang belum bisa menerima aku, jadinya aku bilang kalau aku bercanda. eeehhh, ternyata kamu serius." Ujarnya membuka percakapan. "sekarang kamu mau gak jadi pacar aku ? aku janji apapun jawaban kamu akan aku terima dan gak ada kata bercanda disaat serius seperti ini, aku janji aku bakalan bikin kamu bahagia. aku gak akan membuat kamu menangis lagi seperti malam itu." lanjutnya. Aku hanya diam dan pura-pura tidak dengar.
"I LOVE YOU KEYLA, KAMU MAU GAK JADI PACAR AKU ?" Alanpun berteriak sangat kencang sampai amel yang berada di kelas juga mendengarnya. "sssssttt, kamu nih apa-apaan sih, berisik tahu !. nanti kalau semua orang tahu gimana ?" ujarku sambil menutup mulutnya. "biarin aja, biar semua orang tahu kalau aku sayang banget sama kamu" jawabnya dengan singkat. matanya terus menatapku dan aku mulai merasa ada getaran-getaran yang beda dalam hatiku. aku menerima cintanya dan memberikan dia tantangan. "oke, aku mau jadi pacar kamu, tapi ada syaratnya." .
"apa syaratnya ?" jawab alan dengan penasaran. "aku mau jadi pacar kamu asalkan kamu merahasiakan hubungan kita, jangan sampai oranglain tahu kalau kita pacaran. oke ?" jawabku dengan wajah tersenyum.
"oke, aku bakalan rahasiain hubungan kita.jadi kita pacaran nih ?" seru alan dengan wajah yang sangat gembira. "iya" jawabku dengan singkat. lalu dia menghadap belakang sayup-sayup aku mendengar ia berkata seperti ini kira-kira "yes, akhirnya..." .
tiba-tiba amel masuk ke ruang uks sambil berkata "ada apa nih ? aku dengar tadi alan teriak-teriak memanggil nama kamu key kamu gak apa-apa kan ? ." aku menjawabnya dengan wajah memerah, "gak ada apa-apa kok, tadi ada tikus, alan takut sama tikus" . kami tertawa lepas tanpa beban, amel tidak mengetahui kalau aku dan alan sudah jadian.
***
Di sisi lain, diam-diam Amel suka pada Alan. Diam-diam Amel sering menulis diary tentang Alan. awalnya aku gak tahu kalau dia menyimpan rahasia sebesar itu sendirian. biasanya kalau dia sedang jatuh cinta pada seseorang, dia selalu curhat padaku. akhirnya di suatu suasana saat aku main ke rumahnya, aku melihat semua yang ditulis amel dalam diarynya. aku membaca semuanya dan ternyata dia menuliskan semua cerita tentang alan. Alan, alan dan alan yang ia tulis. aku cemburu dan aku kecewa, namun demi persahabatan aku mencoba tegar. "mel, kok kamu gak pernah cerita sih sama aku kalau kamu udah lama suka sama alan." tanyaku padanya. "iiiihhh apaan sih kamu, kenapa kamu berani membuka privasiku. kamu gak perlu tahu kalau aku suka sama alan atau sama siapapun." jawabnya sambil merebut buku diarynya.
"aku berhak tahu karna aku pacarnya" ingin sekali aku mengatakan hal itu, tapi aku gak tega membuatnya sakit hati, lagipula aku harus konsisten dengan kata-kataku pada alan bahwa baik aku maupun alan tidak boleh memberi tahu tentang hubungan kita pada siapapun.
Sore itu aku sedang jalan-jalan di taman, aku bete di rumah jadi aku berinisiatif untuk berjalan-jalan keluar sebentar. biasanya aku jalan-jalan bareng sama alan, namun sore ini aku tidak ingin di temani oleh siapapun. aku masih kepikiran dengan diarynya amel yang begitu detail menceritakan alan. saat aku sedang berjalan perlahan aku seperti melihat sosok Alan bersama seorang cewek dan setelah di telaah lagi ternyata itu Amel. Sahabat terbaikku duduk berdua bermesraan sama Pacarku. ya allah, hatiku begitu sakit melihatnya. aku tahan air mataku, namun tetap saja menetes. aku pulang dan aku tidak menyangka kalau aku bakalan melihat pemandangan seperti itu. aku gelisah tak enak makan dan tak enak tidur. sepanjang malam aku terus memikirkannya dan aku terus menangis, sampai tengah malam aku baru bisa tertidur dengan nyenyak.
seperti biasa setiap hari minggu dia mengajakku pergi jalan-jalan keluar. Pagi-pagi sekali dia menjemputku. "keyla, ada alan nih. kamu udah bangun belum sayang ?" seru ibu dengan suara nyaring. namun aku masih tertidur dan pura-pura tidak dengar. sebenarnya aku malas bertemu alan hari ini. mengetahui aku tidak menjawab, ibu langsung menyuruh alan yang membangunkanku. "nak alan, kaaknya dia masih ngorok tuh, coba kamu aja yang bangunin. masuk aja ke kamarnya." tanpa pikir panjang, alan masuk ke kamarku dengan membawa sebuah kotak berbentuk hati.
"sayang, bangun dong, aku bawain sesuatu nih buat kamu. kamu kok kaya kebo sih tidur mulu, ini kan udah siang sayang. ayo bangun" seru alan sambil membangunkanku.
"uuuhhh, kamu apaan sih, berisik tau. udah sana pergi." dengan nada bergumam aku menyuruhnya pergi. selalu ada aja caranya membuatku bangun dari tidur. dengan mata yang masih merem, dia menyuruhku untuk mandi dan akupun langsung mandi dan berpakaian rapih, dia menungguku di ruang tamu. sekitar 45 menit aku keluar dari kamar memakai dress yang tadi ia bawa di kotak berbentuk hati itu. dia bilang dia ingin mengajakku ke tempat yang spesial. kami berpamitan pada ibu dan segera meluncur ke lokasi.
sekitar 60 menit kami sampai di tempat yang katanya spesial. dia mengajakku ke pantai, kami bermain air dan bermain pasir sampai malam menjelang. waktu cepat sekali berlalu saat aku bersamanya. canda tawa ceria selalu dia hadirkan untukku. wajahku yang mulanya terlihat kusut, sekarang menjadi fresh kembali berkat dia. sifat ini yang membuatku gak mau kehilangan dia.
tiba di satu suasana malam yang indah di pinggir pantai ditemani angin yang bertiup kencang. kami duduk di pasir sambil melihat langit yang bertaburan bintang ditemani cahaya bulan. aku duduk di sampingnya sambil menyenderkan kepalaku ke pundaknya. malam ini mungkin malam yang sangat spesial bagiku.
"sayang, kamu seneng gak aku ajak kesini ?" seru alan memecah keheningan. "aku sangat bahagia hari ini". jawabku dengan singkat. "sayang, aku boleh jujur gak sama kamu ?" lanjutnya lagi. dengan rasa penasaran aku bilang padanya "jujur apa sayang, bukannya selama ini kamu udah jujur ?" .
"begini sayang, tapi kamu jangan marah sama aku ya. sebenernya ....." dia menghentikan ucapannya dan semakin membuatku penasaran. "sebenernya apa ?" jawabku. "sebenernya aku sama amel itu pacaran sayang. jauh sebelum kamu jadi pacar aku, dia sudah ada di hati aku. tapi saat aku melihat kamu aku merasa aku jatuh cinta lagi untuk yang kedua kalinya. aku ingin memiliki kamu seutuhnya. aku cinta sama kamu,aku sayang sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu. aku udah terlanjur sayang sama kamu dan hati aku juga memilih dia. aku bingung harus mengatakan apalagi sama kamu. pliiiss kamu jangan marah sama aku." dia mengatakannya dengan serius. sebenarnya hatiku sakit saat dia bilang seperti itu, namun aku tidak ingin meneteskan air mata di depannya. aku berusaha tabah dan tegar sambil berkata "hahhhaha, aku udah tahu sayang, kamu gak perlu minta maaf, aku yang salah karna aku menerima kamu begitu saja tanpa pikir panjang. aku udah tahu semuanya. kamu gak perlu cerita juga aku sudah tahu." tiba-tiba "tik,,tik,,tik" air mataku jatuh mengenai tangannya. ia langsung mengusap air mataku. lalu ia menyanyikan sebuah lagu.
"Rasa ragu membebaniku Menentukan cinta sejati
Ku tak ingin ada hati Yang kecewa dan terluka
Karna salahku memilih cinta
Ku.. terjebak antara dua hati yang ku cinta
Hingga bibir ini tak sanggup berkata..
Tuhan tolong aku…. Aku pilih dia atau dia.
Aku bingung sungguh bingung Cinta ini buatku gila
Ku tak ingin ada hati yang terluka ooo oo"
"aku berhak tahu karna aku pacarnya" ingin sekali aku mengatakan hal itu, tapi aku gak tega membuatnya sakit hati, lagipula aku harus konsisten dengan kata-kataku pada alan bahwa baik aku maupun alan tidak boleh memberi tahu tentang hubungan kita pada siapapun.
Sore itu aku sedang jalan-jalan di taman, aku bete di rumah jadi aku berinisiatif untuk berjalan-jalan keluar sebentar. biasanya aku jalan-jalan bareng sama alan, namun sore ini aku tidak ingin di temani oleh siapapun. aku masih kepikiran dengan diarynya amel yang begitu detail menceritakan alan. saat aku sedang berjalan perlahan aku seperti melihat sosok Alan bersama seorang cewek dan setelah di telaah lagi ternyata itu Amel. Sahabat terbaikku duduk berdua bermesraan sama Pacarku. ya allah, hatiku begitu sakit melihatnya. aku tahan air mataku, namun tetap saja menetes. aku pulang dan aku tidak menyangka kalau aku bakalan melihat pemandangan seperti itu. aku gelisah tak enak makan dan tak enak tidur. sepanjang malam aku terus memikirkannya dan aku terus menangis, sampai tengah malam aku baru bisa tertidur dengan nyenyak.
seperti biasa setiap hari minggu dia mengajakku pergi jalan-jalan keluar. Pagi-pagi sekali dia menjemputku. "keyla, ada alan nih. kamu udah bangun belum sayang ?" seru ibu dengan suara nyaring. namun aku masih tertidur dan pura-pura tidak dengar. sebenarnya aku malas bertemu alan hari ini. mengetahui aku tidak menjawab, ibu langsung menyuruh alan yang membangunkanku. "nak alan, kaaknya dia masih ngorok tuh, coba kamu aja yang bangunin. masuk aja ke kamarnya." tanpa pikir panjang, alan masuk ke kamarku dengan membawa sebuah kotak berbentuk hati.
"sayang, bangun dong, aku bawain sesuatu nih buat kamu. kamu kok kaya kebo sih tidur mulu, ini kan udah siang sayang. ayo bangun" seru alan sambil membangunkanku.
"uuuhhh, kamu apaan sih, berisik tau. udah sana pergi." dengan nada bergumam aku menyuruhnya pergi. selalu ada aja caranya membuatku bangun dari tidur. dengan mata yang masih merem, dia menyuruhku untuk mandi dan akupun langsung mandi dan berpakaian rapih, dia menungguku di ruang tamu. sekitar 45 menit aku keluar dari kamar memakai dress yang tadi ia bawa di kotak berbentuk hati itu. dia bilang dia ingin mengajakku ke tempat yang spesial. kami berpamitan pada ibu dan segera meluncur ke lokasi.
sekitar 60 menit kami sampai di tempat yang katanya spesial. dia mengajakku ke pantai, kami bermain air dan bermain pasir sampai malam menjelang. waktu cepat sekali berlalu saat aku bersamanya. canda tawa ceria selalu dia hadirkan untukku. wajahku yang mulanya terlihat kusut, sekarang menjadi fresh kembali berkat dia. sifat ini yang membuatku gak mau kehilangan dia.
tiba di satu suasana malam yang indah di pinggir pantai ditemani angin yang bertiup kencang. kami duduk di pasir sambil melihat langit yang bertaburan bintang ditemani cahaya bulan. aku duduk di sampingnya sambil menyenderkan kepalaku ke pundaknya. malam ini mungkin malam yang sangat spesial bagiku.
"sayang, kamu seneng gak aku ajak kesini ?" seru alan memecah keheningan. "aku sangat bahagia hari ini". jawabku dengan singkat. "sayang, aku boleh jujur gak sama kamu ?" lanjutnya lagi. dengan rasa penasaran aku bilang padanya "jujur apa sayang, bukannya selama ini kamu udah jujur ?" .
"begini sayang, tapi kamu jangan marah sama aku ya. sebenernya ....." dia menghentikan ucapannya dan semakin membuatku penasaran. "sebenernya apa ?" jawabku. "sebenernya aku sama amel itu pacaran sayang. jauh sebelum kamu jadi pacar aku, dia sudah ada di hati aku. tapi saat aku melihat kamu aku merasa aku jatuh cinta lagi untuk yang kedua kalinya. aku ingin memiliki kamu seutuhnya. aku cinta sama kamu,aku sayang sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu. aku udah terlanjur sayang sama kamu dan hati aku juga memilih dia. aku bingung harus mengatakan apalagi sama kamu. pliiiss kamu jangan marah sama aku." dia mengatakannya dengan serius. sebenarnya hatiku sakit saat dia bilang seperti itu, namun aku tidak ingin meneteskan air mata di depannya. aku berusaha tabah dan tegar sambil berkata "hahhhaha, aku udah tahu sayang, kamu gak perlu minta maaf, aku yang salah karna aku menerima kamu begitu saja tanpa pikir panjang. aku udah tahu semuanya. kamu gak perlu cerita juga aku sudah tahu." tiba-tiba "tik,,tik,,tik" air mataku jatuh mengenai tangannya. ia langsung mengusap air mataku. lalu ia menyanyikan sebuah lagu.
"Rasa ragu membebaniku Menentukan cinta sejati
Ku tak ingin ada hati Yang kecewa dan terluka
Karna salahku memilih cinta
Ku.. terjebak antara dua hati yang ku cinta
Hingga bibir ini tak sanggup berkata..
Tuhan tolong aku…. Aku pilih dia atau dia.
Aku bingung sungguh bingung Cinta ini buatku gila
Ku tak ingin ada hati yang terluka ooo oo"
(Antik Band-Memutar Waktu)
Air mataku terus menetes saat dia menyanyikan lagu untukku. lalu dia mengajakku pulang. sesampainya di rumah ia hanya berpamitan dan mengecup keningku, dia langsung pergi tanpa mampir dulu. aku langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu. "ternyata PACARKU ADALAH PACAR SAHABATKU" pikirku dalam hati.
Bersambung ...